Cinta adalah fitrah, sebuah anugrah
yang diberikan Allah untuk setiap ciptaannya, karena dengan adanya cinta kebahagiaan
dan kehangatan itu hadir, dengan cinta terciptalah suasana damai nan tentram
dan dengan cinta pula kekuatan itu tercipta. Salah tidaknya sebuah cinta itu
bergantung bagaimana cara merealisasikan sebuah rasa cinta tersebut. Apakah
dengan jalan yang diridhoi-NYA, atau bahkah dengan bisikan-bisikan makhluk
Allah yang gemar menyesatkan manusia?
Banyak muda-mudi sekarang yang salah
memilih jalan untuk merealisasikan rasa yang fitrah ini. Sebagian darinya
memilih mengadaikan kehormatannya demi cinta, banyak juga yang melepaskan gelar
sebagai muslim hanya karena cinta naudzubillah. Cinta itu fitrah jangan sampai kita
mengotorinya sehingga menjadi fitnah.
Seseorang tak bisa memilih ia akan
jatuh cinta dengan siapa dan bagaimana caranya. Cara terbaik untuk
memperjuangkan cinta adalah dengan berdo'a, berdo'a agar hati diberi kemampuan
untuk mengelola perasaan dan pengharapan, berdo'a agar hati tidak sampai
menduakan Allah. berdo'a agar kita tak menjadi orang yang berharap dan
mencintai makhluk berlebihan, sehingga melebihi pengharapan dan rasa cinta kita
kepada sang maha cinta. Percayalah, ketika kita meminta dengan sebuah kerelaan,
jawaban atas do'a-do'a kita akan Allah jawab dengan penuh keindahan yang bahkan
tak pernah terfikir sebelumnya. Karena hakikat do'a adalah sebuah keikhlasan,
bukan paksaan kepada sang pemberi cinta.
Tak ada yang salah dalam mencintai
dalam diam (do'a). Biarkan merindu, yang terpenting diri ini tetap terjaga.
Karena bentuk cinta itu bukan saat kita mengajaknya untuk berpacaran, tetapi
memperjuangkannya dengan cara menghalalkannya dan mendo'akannya setiap sujud
kepada sang pemilik cinta. Begitulah cinta, lihatlah kisah cinta seorang
sahabat Rasullullah, berjuang bertahun-tahun untuk memantaskan diri, beribu
rintangan untuk mendapatkannya, tapi engan untuk putus asa, dan tak lupa
perjuangan berbalut Do'a kepada sang kuasa ialah Ali yang berjuang untuk
melamar seorang putri Rasulullah. Begitu pun Fatimah, ia mencintai Ali dalam
do'a. bersama memantaskan diri sehingga kisah cinta mereka begitu mulia disisi
Allah. Ini bukan tentang janji-janji manis dengan sebuah coklat manis melainkan
tentang sebuah janji suci dengan ucapan akad.
Titik terindah dari sebuah cinta itu
bukan yang diperankan oleh lelaki tampan ataupun wanita ang menawan, melainkan
lebih dari itu, keindahan cinta akan selalu terjaga ketika dibalut oleh
do'a-do'a yang dilafadzkan untuk saling menjaga dalam sebuah ketaatan.
"Sejauh apapun
mencari, cinta akan berhenti pada tempatnya masing-masing. Karena cinta tau
kemana akan pulang dan dimana ia akan singgah".
Semoga bermanfaat.. jazakillah khair yaa😊😊
BalasHapus